Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien TB Paru Di Kecamatan Siau Timur
DOI:
https://doi.org/10.70524/afyyrw80Kata Kunci:
Knowledge, Family Support , Medication Adherence, Pulmonary TBAbstrak
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TB PARU
DI KECAMATAN SIAU TIMUR
Windayanti Narasiang¹, Deetje Supit2, Ahmad Dahlan3
1 Mahasiswa Fakultas Keperawatan Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sariputra Indonesia Tomohon,
2’3 Dosen Fakultas Keperawatan Dan Ilmu Kesehatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
Coprespondent Author: supitconny@gmail.com
ABSTRACT- Introduction: Knowledge is a very important part of the process of changing a person's behavior. Treatment compliance is the patient's behavior in following the doctor's advice and procedures related to treatment, such as taking medication, following a diet, or doing exercise. Objective: to determine the relationship between knowledge and family support with medication compliance in Pulmonary TB patients in Siau Timur District. Method: This type of research uses a cross-sectional design. The sample in this study amounted to 101 respondents with a sampling technique of total sampling. Data collection using a questionnaire on knowledge, family support, and compliance. The data analysis technique used was the Sperma rho test. Results: Of the 101 respondents, 40 people (40%) had good knowledge, 47 people (47%) had good family support and 84 people (84%) had compliance. Based on the results of the Spearman rho test, it was found that there was a relationship between knowledge and compliance with a p-value of 0.008 <ɑ 0.05 and a correlation coefficient value of 0.662. the relationship between family support and medication adherence with a p-value of 0.000 <ɑ 0.05 and a correlation coefficient of 0.752. Conclusion: There is a relationship between knowledge and family support and medication adherence in pulmonary TB patients in Siau Timur District. . Keywords: Knowledge, Family Support, Medication Adherence, Pulmonary TB
ABSTRAK- Pendahuluan: Pengetahuan merupakan bagian yang sangat penting di dalam proses perubahan perilaku seseorang.Kepatuhan pengobatan adalah perilaku pasien dalam mengikuti saran dan prosedur dokter terkait pengobatan, seperti mengonsumsi obat, mengikuti diet, atau melakukan latihan. Tujuan: untuk mengetahui bagaimana Hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien TB Paru di Kecamatan Siau Timur. Metode: Jenis penilitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 101 responden dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner pengetahuan, dukungan keluarga dan Kepatuhan. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji Sperma rho. Hasil: Dari 101 responden diperoleh pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 40 orang (40%), dukungan keluarga dalam kategori baik sebanyak 47 orang (47%) dan kepatuhan dalam kategori patuh sebanyak 84 orang (84%) . Berdasarkan hasil uji Spearman rho, didapatkan hasil ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan dengan nilai p value 0,008 < ɑ 0,05 dan nilai koefisien korelasi 0,662. hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat dengan nilai p value 0,000 < ɑ 0,05 dan nilai koefisien korelasi 0,752. Kesimpulan: Ada hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien TB paru di Kecamatan Siau Timur. .
KATA KUNCI : Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Kepatuhan Minum Obat, TB Paru .
PENDAHULUAN
Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh mycobacterium tuberclosis yang menyerang paru-paru (Pradipta et al., 2021). Tingginya angka kejadian dan kematian karena TB Paru disebabkan kurangnya pengetahuan tentang TB paru, efek samping obat, lupa minum obat, jauh dari rumah, tidak ada tanggal janji, kurangnya biaya transportasi, kurangnya motivasi, kurangnya dukungan keluarga, kurangnya komunikasi antara pasien dan penyedia layanan kesehatan, dan persediaan obat-obatan (Ghozali & Murani, 2023).Kepatuhan yang rendah terhadap pengobatan TB paru merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang signifikan, karena dikaitkan dengan peningkatan tingkat penularan, morbiditas, biaya untuk program pengendalian TB dan dianggap sebagai penyebab utama kekambuhan dan resistansi obat (Anika Sari et al., 2023).
Tingginya angka kejadian TB Paru sampai saat ini masi menjadi perhatian utama kesehatan di dunia (Suliman et al., 2020).TB Paru merupakan salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian di seluruh dunia dan menduduki peringkat di atas Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) sebagai salah satu penyebab utama kematian akibat penyakit menular (Saabdulla et al., 2024). Prevelensi kejadian TB Paru menurut World Health Organization (WHO) dengan kasus baru terdiagnosis pada tahun 2015 ada 10,4 juta, kematian akibat TB Paru sekitar 1,4 juta dan kematian TB Paru disertai dengan HIV 4,3 juta dan sepertiga dari populasi dunia terinfeks mycobacterium tuberculosis saat ini masih ada banyak lagi kasus yang belum dilaporkan (Du et al., 2020). Kasus TB Paru di Indonesia adalah terbesar kedua di dunia setelah India (Sofiana et al., 2022). Sebagian besar angka kejadian TB Paru pada tahun 2016 terjadi di kawasan Asia Tenggara (45%) dimana Indonesia merupakan salah satu di dalamnya dan 25% terjadi di kawasan Afrika (Aibana et al., 2020). Jumlah kasus baru TB Paru di Indonesia sebanyak 420.994 kasus dan terbanyak yaitu Jawa Barat dengan jumlah kasus 99.398 kasus sedangkan Sulawesi Utara masi di urutan ke sebelas setelah Sumatra Barat dengan jumlah kasus TB Parupada laki-laki 4.237 (62,44%), perempuan 2.549 (37,56%) (Kemenkes, 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TB Paru pada laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan bahkan berdasarkan survei prevalensi tuberkulosis prevalensi pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan pada perempuan, begitu juga yang terjadi di negara-negara lain (Safarianti et al., 2021).
TB Paru bisa di derita lebih lama dan angkanya meningkat karena ketidakpatuhan dalam pengobatan sehingga pengobatannya memanjang dan sering terjadi pada laki-laki karena lebih terpapar pada faktor risiko TB Paru misalnya merokok dan kurangnya kepatuhan minum obat (Rachmawati et al., 2022). Kepatuhan rata-rata pasien pada pengobatan jangka panjang terhadap penyakit kronis di Negara maju 50 % sedangkan di Negara berkembang, jumlahnya jauh lebih rendah (Aibana et al., 2020). Pada tahun 2018, angka keberhasilan pengobatan TB di Indonesia mencapai 84%, dengan angka keberhasilan DKI Jakarta baru mencapai 72%. Angka ini masih menunjukkan diskrepansi di mana rata-rata negara di Asia Tenggara memiliki angka keberhasilan pengobatan TB Paru yang sudah mencapai 85% atau lebih (Ozoemena et al., 2019). Setidaknya ada 90% dari target 100% pasien TB Paru yang. patuh terhadap pengobatan (Sumari-De Boer et al., 2019). Angka kejadian TB Paru di Kecamatan Siau Timur pada tahun 2023 sebanyak 115 orang diantaranya pasien yang tuntas pengobatan ada 94 orang dan yang putus obat sebanyak 21 orang. Penyebab putusnya pengobatan yang dijalani karena pindah tempat tinggal ke daerah lain, meninggal karena komplikasi, tidak mampu mengkomsusmi obat TB Paru karena sudah lanjut usia, TB Paru dengan HIV AIDS. Data di dapatkan pada bulan Agustus sampai Oktober angka kejadian TB paru dari 2 puskesmas yanga ada di kecamatan siau timur yaitu puskesmas Lia dan Puskesmas Ulu sebanyak 101 orang yang dan sementara menjalani pengobatan di Puskesams Melong sebanyak 101 orang dan sampai data ini di ambil belum ada pasien yang putus pengobatan.
TB Paru dapat disembuhkan jika pengobatan yang diterima secara cepat dan tepat sehingga efektif untuk meminimalkan morbiditas dan mortalitas tapi juga dapat mengurangi penyebaran TB Paru di keluarga atau orang disekitar (Rachmawati et al., 2022). Berhasilnya pengobatan TB Paru tergantung beberapa faktor yaitu antara lain kepatuhan dalam menjalani pengobatan selama 6 bulan bagi pasien baru yang terdiagnosa dan 8 atau 9 bulan untuk pasien yang mengulang pengobatan (Herawati et al., 2020). Penyediaan informasi yang memadai tentang penggunaan dan manfaat obat-obatan sangatlah penting dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan pada pasien TB Paru (Chen et al., 2020). Kepatuhan dalam pengobatan pasien karena adanya dukungan keluarga, tingkat pengatahuan yang cukup, pendapatan keluarga yang cukup, jarak yang dekat ke tempat pelayanan kesehatan (Suliman et al., 2020). Pengetahuan dan motivasi keluarga akan berdampak pada kepatuhannya dalam melaksanakan program pengobatan (Hazzan et al., 2022). Semakin baik pengetahuan seseorang maka akan semakin patuh dalam menjalankan pengobatan berkualitas dan semakin baik motivasi seseorang maka akan semakin tinggi antusiasme seseorang untuk mencapai kesembuhan (Arini et al., 2022).
Pemerintah melakukan berbagai macam upaya dalam mengatasi TB paru (Clara Aulia Rachmah et al., 2023). Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan yang lebih baik maka pasien harus mendapatkan informasi yang memadai melalui pendidikan kesehatan, media tambahan seperti leaflet atau brosur tentang pengobatan sehingga bisa meminimalkan kelalaian tentang pengobatan dan dapat meningkatkan pengetahuan mereka karena dengan meningkatnya pengetahuan maka pasien akan patuh terhadap pengobatan (Karuniawati et al., 2019). Selain itu melibatkan keluarga dalam proses pengobatan pasien TB paru sangat efektif dalam meningkatkan kepatuhan dalam pengobatan (Pardede et al., 2021).
Menurut Penelitian terdahulu yang dilakukan (Amidos Pardede et al., 2020) menunjuk bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat TB. Hasil analisis menggunakan uji statistik chi square menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan pasien dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien TB. Studi serupa dilakukan oleh (Herawati et al., 2020)yang menyatakan bahwa dukungan keluarga dan pengetahuan pasien penting dalam menjaga kepatuhan pengobatan Tb.Penelitian ini,menunjukkan korelasi yang signifikan antar variabel pengetahuan dan variabel dukungan keluarga terhadap variabel kepatuhan pasien.
METODE
Rancangan penelitian yang digunakan peneliti adalah rancangan penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien TB Paru di Kecamatan Siau Timur. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling sampling. Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin 5% dan besar sampel 101 orang
Lokasi yang dipilih untuk menjadi tempat penelitian Puskesmas Lia dan Puskesmas Ulu. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2024.
HASIL
- Analisis Univariat
Usia, Kelas, Lama Merokok
- Distribusi Karakteristik Responden
Tabel 1. 1 Distribusi Krakterisitik Responden
Karakteristik
Frekuensi
%
Umur
18 – 30 Tahun
33
32,7
31 – 40 Tahun
23
22,8
41 – 50 Tahun
35
34,7
≥51 Tahun
10
9,9
Total
101
100
Jenis Kelamin
Laki – Laki
32
31,7
Perempuan
69
68,3
Total
101
100
Pekerjaan
PNS
8
7,9
TNI/ POLRI
5
5
IRT
30
29,7
Petani
9
8,9
Nelayan
10
9,9
Swasta
21
20,8
Wiraswasta
18
17,8
Total
101
100
Pendidikan
SD
4
4
SMP
36
35,6
SMA
54
53,6
S1
6
5,9
S2
1
1,0
Total
101
100
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa umur responden yang paling banyak yaitu rentang antara 41 – 50 Tahun sebanyak 35 orang (34,7%). Jenis kelamin yang paling banyak yaitu perempuan sebanyak 69 orang (68,3%). Pekerjaan paling banyak adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 30 orang (29,7%) dan pendidikan yang paling banyak adalah SMA sebanyak 54 orang (53,5%).
- Distribusi Data Variabel
Tabel1.2 distribusi Variabel Pengetahuan
Pengetahuan
Frekuensi
%
Kurang
29
28,7
Cukup
32
33, 7
Baik
40
39,6
Total
101
100
Berdasarkan tabel 1.2 bahwa pengetahuan keluarga yang paling banyak pada kategori baik sebanyak 40 orang (39,6%).
- Distribusi karakterisitk responden berdasarkan Dukungan Keluarga
Tabel1. 3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
Dukungan Keluarga
Frekuensi
%
Kurang
18
17,8
Cukup
36
35,6
Baik
47
46,5
Total
101
100
Berdasarkan tabel 1.3 bahwa dukungan keluarga yang paling banyak pada kategori baik sebanyak 47 orang (46,5%).
- Distribusi karakterisitik responden berdasarkan kepatuhan pengobatan pasien TB Paru
Tabel 1. 5 Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Minum Obat TB Paru
Kepatuhan
Frekuensi
%
Tidak Patuh
17
16,8
Patuh
84
83,2
Total
101
100
Berdasarkan tabel 1.5 bahwa kepatuhan minum obat TB Paru yang paling banyak pada kategori patuh sebanyak 84 orang (83,2%).
- Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat TB Paru di Kecmatan Siau Timur menganalisis hasil penelitian. Jenis analisa yang digunakan uji Sperman rho.
Pengetahuan
Kepatuhan
Total
Tidak Patuh
Patuh
n
%
n
%
n
%
Kurang
7
6,9
22
21,8
29
28,7
Cukup
9
8,9
23
22,8
32
31,7
Baik
1
1
39
36,6
40
39,6
Total
17
16,8
89
83,2
101
100
Signifikansi (p) =0,008
Koefisien Korelasi =0,662
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat TB Paru dengan hasil analisis statistik (p=0,008) < ɑ 0,05 artinya ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum obat TB Paru. Nilai koefisien korelasi 0,662 dimana keeratan hubungan kedua variabel kuat dan memilki nilai positif artinya reponden yang memiliki pengetahuan yang baik kecenderungan patuh pada pengobatan begitu juga sebaliknya
- Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien TB Paru
Tabel1. 6 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien TB Paru
Dukungan Keluarga
Kepatuhan
Total
Tidak Patuh
Patuh
n
%
n
%
n
%
Kurang
0
0
18
17,8
18
17,8
Cukup
0
0
36
35,6
36
35,6
Baik
17
16,8
30
29,7
47
46,5
Total
17
16,8
84
83,3
101
100
Signifikansi (p) =0,000
Koefisien Korelasi =0,752
Berdasarkan Tabel 1.6 diatas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat TB Paru dengan hasil analisis statistik (p=0,000) < ɑ 0,05 artinya ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat TB Paru. Nilai koefisien korelasi 0,752 dimana keeratan hubungan kedua variabel kuat dan memilki nilai positif artinya reponden yang memiliki dukungan kleuarga yang baik kecenderungan patuh pada pengobatan begitu juga sebaliknya.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum obat TB Paru. Pasien yang memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit TB paru dan pengobatannya lebih patuh dalam menjali pengobatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ghozali & Murani, 2023) bahwa semakin baik pengetahuan pasien tentang penyakit TB paru maka tingkat kepatuhan pasien dalam menjani pengobatan akan semkin tinggi. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh (Pradipta et al., 2021) mengatakan bahwa tingkat pengetahuan pasien akan sangat mempengaruh kepatuhan pengobatan pada pasien TB paru.
Faktor – faktor yang memengaruhi perilaku seseorang saat pengobatan TB yaitu faktor predisposing, faktor enabling, dan faktor reinforcing. Teori tersebut merupakan teori perubahan perilaku yang dikemukakan oleh Lawrence Greenm(Rachmawati et al., 2022). Predisposing factors atau faktor predisposisi terdiri dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakianan dan nilai – nilai (Anika Sari et al., 2023). Enabling factors atau faktor pendukung terdiri dari hal – hal yang terwujud dalam lingkungan fisik, antara lain sarana maupun prasarana kesehatan yang meliputi puskesmas, obat, alat, perundangan-undangan, dan keterampilan terkait kesehatan (Uwigama et al., 2019). Sedangkan reinforcing factors atau faktor pendorong seperti petugas kesehatan, keluarga, maupun pengambil keputusan. Untuk meningkatkan ketaatan dalam berobat , respon penderita terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah hal yang penting (Safarianti et al., 2021). Keberhasilan dalam pengobatan TB adalah hasil dari ketaatan penderita TB dalam pengonsumsian obatnya (Rachmawati et al., 2022)
Pengetahuan sangat dibutuhkan agar pasien dapat mengetahui mengapa pasien TB paru harus melakukan suatu tindakan sehingga perilaku pasien TB paru dapat lebih mudah untuk diubah ke arah yang lebih baik. Pengetahuan tentang TB Paru sangat penting untuk karena pengetahuan tersebut akan mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan, penggunaan obat dalam penerapan manajemen TB Paru dan mencegah komplikasi kronik sehingga meningkatkan kualitas hidup (Herawati et al., 2020). Baiknya pengetahuan pasien tentang TB Paru didukung dengan latar belakang pendidikan (Chen et al., 2020). Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pada umumnya makin tinggi pendidikan seeorang maka akan mudah dalam menerima informasi. Semakin lama seseorang dalam menempuh pendidikan maka akan semakin baik tingkat pengetahuan seseorang (Purgiantari et al., 2022). Selain dari faktor pendidikan, faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah adanya penyuluhan kesehatan mengenai TB Paru dengan adanya latar belakang pendidikan yang baik, maka hal ini akan sangat mendukung kepatuhan minum obat yang tinggi pada pasien TB, karena dengan adanya latar belakang pendidikan yang baik makaakan membuat responden semakin baik dalam menerima informasi yang telah diberikan oleh petugas kesehatan (Indriyani et al., 2021).
Pengetahuan pasien memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pengobatan pasien TB paru, artinya semakin baik pengetahuan keluarga maka semakin paham tentang penyakit TB Paru dan efek samping jika pasien tidak tuntang dalam pengobatan (Ghozali & Murani, 2023). Hal ini akan mendorong pasien untuk minum obat tepat waktu, melakukan kontrol dan pengambilan obat yang biasanya terjadwal tiap dua minggu sekalai selama enam bulan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat yaitu pengetahuan, sikap, usia dan tindakan dari pasien (Pradipta et al., 2021). Kepatuhan juga berhubungan dengan cara yang ditempuh oleh pasien dalam menilai kebutuhan pribadi untuk pengobatan yang dilakukan, keinginan serta perhatian (efek samping, kepercayaan terhadap pengobatan dan biaya) (Anika Sari et al., 2023). Dalam lingkup kesehatan kepatuhan termasuk salah satu komponen yang penting dalam pengobatan terlebih pada penyakit kronis yang membutuhkan terapi yang panjang. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan diantaranya adalah pengetahuan, motivasi, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan (Sofiana et al., 2022).
Peneliti berpendapat bahwa pengetahuan pasien yang baik mendukung pasien patuh dalam pengobatan karena semakin paham tentang penyakit TB Paru dan dampak tidak berobat membuat pasien untuk berobat dan mengigatkan pasien untuk minum obat.
- Hubungan Dukungan Keluarga dan Kepatuhan Pengobatan Pada Pasien TB Paru di Puskesmas
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat TB Paru. Keluarga yang memiliki dukungan yan baik akan selalu mendukung proses pengobatan pasien dan selalu mengingatkan pasien tentang penting patuh dalam menjalani pengobatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan ole (Saabdulla et al., 2024) bahwa dukungan keluarga pasien TB Paru dalam mencapai kesembuhan memiliki hubungan dengan kepatuhan dalam minum obat. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh (Hutahaean et al., 2020) di dapatkan hasil ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan berobat dan juga minum obat pada pasien TB. Dukungan keluarga yang diberikan seperti mengantar pasien untuk kontrol kepuskesmas, mengingatkan pasien untuk minum obat, memfasilitisasi (Couch et al., 2021). Teori Kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow yang menyatakan bahwa seseorang berperilaku, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan (Foroumandi et al., 2020).
Dukungan keluarga, berupa informasi, instrumen penilaian dan emosional membuat anggota keluarga mampu dan berfungsi dalam meningkatkan kesehatannya (Andualem et al., 2020). Kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Kebutuhan manusia akan sangat memengaruhi dorongan atau motivasi, yang urutan lajunya berlanjut ke dalam jenjang motivasi seseorang (Azadi et al., 2021). Faktor ekstrinsik adalah faktor motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. kesadaran motivasi oleh keluarga juga berpengaruh bagi pasien untuk patuh dalam pengobatan karena dukungani merupakan suatu pendorong seseorang dalam melakukan suatu bentuk perilaku (Gao et al., 2021). Namun demikian juga faktor penghambat dalam kepatuhan pengobatan, sebagian besar karena tidak ada transportasi dan merasa tidak perlu minum obat sampai tuntas karena sudah tidak ada keluhan. Hal ini bisa menyebabkan resitensi obat dan memperarah konsisi pasien jika pengobatan tidak dituntaskan dalam waktu yg ditentukan (Bertoletti et al., 2022).
Sesama anggota keluarga semestinya bisa saling memberikan sikap dan tindakan yang berupa dorongan agar tercipta suatu motivasi bagi sesama anggota keluarga dalam kaitannya untuk proses penyembuhan pasien (Purgiantari et al., 2022). Karena pada hakekatnya dukungan dari sesama anggota keluarga, termasuk dari orang tua, istri, suami dan kerabat bisa memperkuat setiap individu, memperbesar penghargaan terhadap diri sendiri, serta mempunyai relevansi dalam masyarakat yang berada dalam lingkungan yang penuh dengan tekanan (Chen et al., 2020). Dukungan yang diberikan oleh keluarga dapat memenuhi kebutuhan sosio emosional pasien TB paru serta membantu mereka untuk patuh dalam menjani pengobatan sampai tuntas (Rachmawati et al., 2022). Motiavsi ini bisa dalam bentuk dukungan dari keluarga juga dapat memberi keuntungan positif bagi kesehatan dan dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi stressor (faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya responstress pada diri seseorang) (Du et al., 2020). Keluarga merupakan aspek yang paling kecil dalam lingkup masyarakat namun keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar pada kehidupan seseorang khususnya dalam bidang kesehatan (Saabdulla et al., 2024).
Keluarga memiliki peran aktif dalam membantu sesama anggota keluarga yang tengah berjuang dalam proses pengobtan (Suliman et al., 2020). Selain itu, dukungan dari keluarga juga merupakan dukungan yang pertama dan utama yang didapatkan dalam bentuk yakni berupa dukungan emosional, dukungan dukungan sosial, finansial maupun dukungan dalam melaksanakan tugasnya (Clara Aulia Rachmah et al., 2023). Yang mana, dukungan dari keluarga tersebut dapat disampaikan dalam bentuk nasihat, informasi, barang, atau jasa yangmembuat seseorang atau penerima dapat merasa dihargai dan disayangi oleh sesama anggota keluarga (Rizqiya, 2021). Dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan dalam meningkatkan motivasi kerja seseorang, hal ini dikarenakan salah satu motivasi terbesar dalam diri manusia adalah keluarga, sehingga ketika pasien memiliki motivasi yang rendah saat tengah menjalani pengobatan, maka keluarga yang dapat memberikan dukungan agar motivasi dalam menjalani pengobatan dapat meningkat (Uwigama et al., 2019).
Peneliti berpendapat bahwa dukungan keluarga merupakan suatu dorongan atau penyemangat bagi pasien TB Paru dalam menjalani pengobatan. Dukugan dari keluarga membuat pasien merasa di perhatikan, disayangi dan dibutuhkan dalam keluarga sehingga keinginan dari diri pasien untuk sembuh dan menjalani pengobatan sampai tuntas .
KESIMPULAN
- Pengetahuan pasien TB Paru tentang Penyakit TB paru dan Pengobatan berada pada kategori baik
- Dukungan keluarga pasien TB Paru berada pada kategori Baik .
- Kepatuhan Minum obat TB Pada pada apsien TB paru berada pada kategori Patuh
- Ada hubungan pengetahuan dan kepatuhan minum obat TB Paru TB di Kecamatan Siau Timur
- Ada hubungan dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat TB Paru pafa pasien TB di Kecamatan Siau Timur
.
SARAN
- Bagi Responden
Pasien harus tetap melakukan pengobatan secara rutin dan tuntas hingga mencapai kesembuhan
- Bagi Profesi Keperawatan
Pemberian pendidikan kesehatan tentang pengobatan dan dampak berhentinya pengobatan kepada pasien dengan metode pemberian leaflet kepada setiap responden datang mengambil obat agar dapat tersebar secara merata.
- Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bisa meneliti tentang intervensi dalam meningkatkan kepatuhan pasien TB dalam menjalani pengobatan dan juga dapat meneliti dalam jumlah sampel yang besar dengan metode penelitian yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Aibana, O., Dauria, E., Kiriazova, T., Makarenko, O., Bachmaha, M., Rybak, N., Flanigan, T. P., Petrenko, V., Becker, A. E., & Murray, M. B. (2020). Patients’ Perspectives Of Tuberculosis Treatment Challenges And Barriers To Treatment Adherence In Ukraine: A Qualitative Study. BMJ Open, 10(1). Https://Doi.Org/10.1136/Bmjopen-2019-032027
Amidos Pardede, J., Silvina Marbun, A., Zikri, M., Studi Ners, P., & Farmasi Dan Ilmu Kesehatan, F. (2020). Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Perawat Tentang Patient Safety. Jurnal Keperawatan Priority, 3(2).
Andualem, A., Gelaye, H., & Damtie, Y. (2020). Adherence To Lifestyle Modifications And Associated Factors Among Adult Hypertensive Patients Attending Chronic Follow-Up Units Of Dessie Referral Hospital, North East Ethiopia, 2020. Integrated Blood Pressure Control, 13, 45–156. Https://Doi.Org/10.2147/IBPC.S275575
Anika Sari, E., PDW, K. S., & Rafika, D. (2023). Relationship Between Knowledge Level And Compliance In Tuberculosis Patients. Indonesian Journal Of Pharmaceutical Education, 3(1). Https://Doi.Org/10.37311/Ijpe.V3i1.18774
Arini, H. N., Anggorowati, A., & Pujiastuti, Rr. S. E. (2022). Dukungan Keluarga Pada Lansia Dengan Diabetes Melitus Tipe II: Literature Review. NURSCOPE: Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan, 7(2), 172. Https://Doi.Org/10.30659/Nurscope.7.2.172-180
Azadi, N. A., Ziapour, A., Lebni, J. Y., Irandoost, S. F., Abbas, J., & Chaboksavar, F. (2021). The Effect Of Education Based On Health Belief Model On Promoting Preventive Behaviors Of Hypertensive Disease In Staff Of The Iran University Of Medical Sciences. Archives Of Public Health, 79(1). Https://Doi.Org/10.1186/S13690-021-00594-4
Bertoletti, O. A., Ferrari, R., Ferlin, E. L., Barcellos, O. M., & Fuchs, S. C. (2022). Isometric Handgrip Exercise Impacts Only On Very Short-Term Blood Pressure Variability, But Not On Short-Term Blood Pressure Variability In Hypertensive Individuals: A Randomized Controlled Trial. Frontiers In Physiology, 13. Https://Doi.Org/10.3389/Fphys.2022.962125
Chen, X., Du, L., Wu, R., Xu, J., Ji, H., Zhang, Y., Zhu, X., & Zhou, L. (2020). The Effects Of Family, Society And National Policy Support On Treatment Adherence Among Newly Diagnosed Tuberculosis Patients: A Cross-Sectional Study. BMC Infectious Diseases, 20(1). Https://Doi.Org/10.1186/S12879-020-05354-3
Clara Aulia Rachmah, Adi Dwi Susanto, & Imas Sartika. (2023). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis Pada Penderita TB Paru Di Rumah Sakit An-Nisa Tangerang. Jurnal Dunia Ilmu Kesehatan (JURDIKES), 1(2), 38–44. Https://Doi.Org/10.59435/Jurdikes.V1i2.149
Couch, S. C., Saelens, B. E., Khoury, P. R., Dart, K. B., Hinn, K., Mitsnefes, M. M., Daniels, S. R., & Urbina, E. M. (2021). Dietary Approaches To Stop Hypertension Dietary Intervention Improves Blood Pressure And Vascular Health In Youth With Elevated Blood Pressure. Hypertension, 77(1), 241–251. Https://Doi.Org/10.1161/HYPERTENSIONAHA.120.16156
Du, L., Chen, X., Zhu, X., Zhang, Y., Wu, R., Xu, J., Ji, H., Zhou, L., & Lu, X. (2020). Determinants Of Medication Adherence For Pulmonary Tuberculosis Patients During Continuation Phase In Dalian, Northeast China. Patient Preference And Adherence, 14, 1119–1128. Https://Doi.Org/10.2147/PPA.S243734
Foroumandi, E., Kheirouri, S., & Alizadeh, M. (2020). The Potency Of Education Programs For Management Of Blood Pressure Through Increasing Self-Efficacy Of Hypertensive Patients: A Systematic Review And Meta-Analysis. In Patient Education And Counseling (Vol. 103, Issue 3, Pp. 451–461). Elsevier Ireland Ltd. Https://Doi.Org/10.1016/J.Pec.2019.09.018
Gao, Y., Cui, L. Fu, Sun, Y. Yuan, Yang, W. Hao, Wang, J. Rui, Wu, S. Ling, & Gao, X. (2021). Adherence To The Dietary Approaches To Stop Hypertension Diet And Hyperuricemia: A Cross-Sectional Study. Arthritis Care And Research, 73(4), 603–611. Https://Doi.Org/10.1002/Acr.24150
Gebremariam, R. B., Wolde, M., & Beyene, A. (2021). Determinants Of Adherence To Anti-TB Treatment And Associated Factors Among Adult TB Patients In Gondar City Administration, Northwest, Ethiopia: Based On Health Belief Model Perspective. Journal Of Health, Population And Nutrition, 40(1). Https://Doi.Org/10.1186/S41043-021-00275-6
Ghozali, M. T., & Murani, C. T. (2023). Relationship Between Knowledge And Medication Adherence Among Patients With Tuberculosis: A Cross-Sectional Survey. Bali Medical Journal, 12(1), 158–163. Https://Doi.Org/10.15562/Bmj.V12i1.3826
Hazzan, A. A., Dauenhauer, J., Follansbee, P., Hazzan, J. O., Allen, K., & Omobepade, I. (2022). Family Caregiver Quality Of Life And The Care Provided To Older People Living With Dementia: Qualitative Analyses Of Caregiver Interviews. BMC Geriatrics, 22(1). Https://Doi.Org/10.1186/S12877-022-02787-0
Herawati, C., Nur Abdurakhman, R., & Rundamintasih, N. (2020). Peran Dukungan Keluarga, Petugas Kesehatan Dan Perceived Stigma Dalam Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Tuberculosis Paru. In Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia (Vol. 15, Issue 1). Https://Jurnal.Unimus.Ac.Id/Index.Php/Jkmi,
Husnida, N., Iswanti, T., Tansah, A., & Kemenkes Banten, P. (2019). Association Between Family Support With Basic Immunization Completion In The Rangkasbitung Community Health Center Area Of Cijoro Village 2018. In Medikes (Media Informasi Kesehatan) (Vol. 6, Issue 2).
Hutahaean, S., Karim, A., & Nababan, D. (2020). Relationship Of Family Support To Motivate Or Heal Of Pulmonary Tuberculosis Patients. Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan, 8(1), 66. Https://Doi.Org/10.20527/Dk.V8i1.7543
Indriyani, Y., Ernia, R., Kesehatan Masyarakat, D., Kesehatan, F., Kader Bangsa Palembang, U., Mayjen Raycudu No, J. H., Selatan, S., Laboratorium Teknologi Kedokteran, D., & Mayjen Hmraycudu No, J. (2021). Science Midwifery Factors Related To Patient Adherence To Anti Tuberculosis Drug Treatment At The Mekar Jaya Health Center A R T I C L E I N F O ABSTRACT. Science Midwifery, 10(1). Www.Midwifery.Iocspublisher.Org
Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi Penetian Kesehatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Nur, Y. M., Kurnia Sari, Y., Fitriana, N., DIII Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Barat, P., & Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Barat Jl Kol Haji Anas Malik, K. (2024). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Terhadap Kepatuhan Pengobatan TB Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sariak. JABJ), 13(2), 215–224. Https://Doi.Org/10.36565/Jab.V13i2.802
Nursalam. (2017a). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. (2017b). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis (4th Ed.). Salemba Medika.
Ozoemena, E. L., Iweama, C. N., Agbaje, O. S., Umoke, P. C. I., Ene, O. C., Ofili, P. C., Agu, B. N., Orisa, C. U., Agu, M., & Anthony, E. (2019). Effects Of A Health Education Intervention On Hypertension-Related Knowledge, Prevention And Self-Care Practices In Nigerian Retirees: A Quasi-Experimental Study. Archives Of Public Health, 77(1). Https://Doi.Org/10.1186/S13690-019-0349-X
Pardede, R., Arikhman, N., & Butar-Butar, R. (2021). Treatment Adherence In Patients With Pulmonary Tuberculosis In The Work Area Of The Mapaddegat Public Health Center, Mentawai Islands.
Pradipta, I. S., Idrus, L. R., Probandari, A., Lestari, B. W., Diantini, A., Alffenaar, J. W. C., & Hak, E. (2021). Barriers And Strategies To Successful Tuberculosis Treatment In A High-Burden Tuberculosis Setting: A Qualitative Study From The Patient’s Perspective. BMC Public Health, 21(1). Https://Doi.Org/10.1186/S12889-021-12005-Y
Purgiantari, P., Suryoputri, M. W., & Endriastuti, N. E. (2022). The Relationship Between Knowledge Level And Adherence To Anti-Tuberculosis Treatment At Primary Health Centers (Puskesmas) In Pekalongan City, Central Java, Indonesia. Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo, 10(2), 5661. Https://Doi.Org/10.20884/1.Api.2022.10.2.5661
Rachmawati, D. S., Nursalam, N., Amin, M., Hargono, R., Mahmudah, Suhardiningsih, A. V. S., & Amalia, N. (2022). An Analysis Of Factors Influencing The Compliance To Treatment Of Pulmonary Tuberculosis Patients Through Family Resilience. Journal Of Pharmaceutical Negative Results, 13(4), 1210–1223. Https://Doi.Org/10.47750/Pnr.2022.13.04.170
Rizqiya, R. N. (2021). Hubungan Stigma Masyarakat Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Tb Paru Di Puskesmas Puhjarak Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 17(1), 66. Https://Doi.Org/10.26753/Jikk.V17i1.511
Saabdulla, S. J., Baybayan, S., & Asiri, M. (2024). Treatment Adherence Among Patients With Pulmonary Tuberculosis In Jolo. SOCIAL PSYCHOLOGY AND HUMAN EXPERIENCE, 1(1), 1–22. Https://Doi.Org/10.62596/1et6em44
Safarianti, S., Ronaldo, R., & Oktari, R. S. (2021). The Influence Of Knowledge And Attitude Factors On Compliance With Drinking Oat (Anti-Tuberculosis Drugs) In Patients With Lung Tuberculosis In The Regional Public Hospital, Dr. Husni Thamrin Natal Sumatera Utara. Budapest International Research In Exact Sciences (Birex) Journal, 3(1), 89–97. Https://Doi.Org/10.33258/Birex.V3i1.1624
Sofiana, L., Ayu, S. M., Amelia, D., Adiningsih, P., Sa’ Diyah, U., Putri, N., Azizah, A. R., & Safitri, A. A. (2022). Medication Adherence Of Tuberculosis Patients In Yogyakarta: A Cross Sectional Study Article Info. Journal Of Health Education, 7(2). Https://Doi.Org/10.15294/Jhe
Suliman, Q., Md Said, S., Afiah Mohd Zulkefli, N., Poh Ying, L., & Kit-Aun, T. (2020). A Protocol On Information-Motivation-Behavioural Skills Risk Of Intensive Phase Treatment Interruption Among Pulmonary Tuberculosis Patients In Urban Districts, Selangor. In Malaysian Journal Of Medicine And Health Sciences (Vol. 16, Issue 1).
Uwigama, K., Jurnal, :, Masyarakat, K., Fitriani, N. E., Sinaga, T., & Syahran, A. (2019). Hubungan Antara Pengetahuan, Motivasi Pasien Dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Pada Penderita Penyakit TB Paru BTA (+) Di Puskesmas Pasundan Kota Samarinda. 5(2). Https://Doi.Org/10.24903/Kujkm.V5i1.838
Widaningsih, I., Kunci, K., & Kesehatan, P. (2022). Dukungan Petugas Kesehatan Dan Dukungan Keluarga Dengan Pengetahun Tentang Imunisasi Dasar Di Desa Bantar Jaya Pebayuran. Indonesian Journal For Health Sciences, 6(2), 9–14.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Windayanti Narasiang, Ellen Timmerman, Mario Katuuk (Author); Fandi Hermawan (Translator)

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright Notice EditEdit Copyright Notice
Dharma Medika Journals is licensed under ahttps://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
You are free to:
- Share — copy and redistribute the material in any medium or format for any purpose, even commercially.
- Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
- The licensor cannot revoke these freedoms as long as you follow the license terms.
Under the following terms:
- Attribution — You must give appropriate credit , provide a link to the license, and indicate if changes were made . You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
- ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
- No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.
Notices:
You do not have to comply with the license for elements of the material in the public domain or where your use is permitted by an applicable exception or limitation .
No warranties are given. The license may not give you all of the permissions necessary for your intended use. For example, other rights such as publicity, privacy, or moral rights may limit how you use the material.